Thursday 4 February 2016

Aplikasi Manajemen Risiko Dalam Pemeliharaan Kapal Bagian Ke 3

Penentuan Skala Prioritas Pemeliharaan Kapal Berbasis Manajemen Risiko
Analisis proses hirarki (analytic hierarchy process) disingkat AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan dengan menganalisis skala rasio dari beberapa perbandingan berpasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu, melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relatif dari derajat kesukaan (preference), kepentingan (importance) atau perasaan (likelihood). AHP merupakan sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut ke dalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberikan nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Metode AHP sangat membantu dalam memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat, dengan melaksanakan metode pengambilan keputusan dengan menganalisis skala rasio dari beberapa perbandingan berpasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu, melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relatif dari derajat kesukaan, kepentingan atau perasaan.
Dalam proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi. Dalam memilih kriteria pada setiap masalah pengambilan keputusan perlu memperhatikan hal sebagai berikut:
  • Lengkap : Setiap kriteria harus lengkap, sehingga mencakup semua aspek yang penting yang digunakan dalam mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan.
  • Operasional : Setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil keputusan, sehingga benar-benar dapat menghayati terhadap alternatif yang ada, serta sarana untuk membantu dalam penjelasan alat berkomunikasi.
  • Tidak berlebihan : Menghindari adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang sama.
  • Minimum : Diusahakan agar jumlah kriteria seminimal mungkin, sehingga akan mempermudah pemahaman dan menyederhanakan persoalan.
Dalam penggunaan AHP, terdapat tiga prinsip dalam memecahkan persoalan, yang meliputi:
·           Prinsip menyusun hirarki (decomposition)
Memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya, sehingga didapatkan beberapa tingkatan keterpentingan dari setiap unsur. Pembuatan hirarki tersebut tidak memerlukan pedoman yang pasti berapa banyak hirarki tersebut dibuat, tergantung dari pengambil keputusan yang menentukan dengan memperhatikan keuntungan dan kerugian yang diperoleh jika keadaan tersebut dirinci lebih lanjut.
·           Prinsip menentukan prioritas (comparative judgement)
Dengan membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison.
Tabel 1 : Intensitas Keterpentingan
Intensitas
Definisi
Penjelasan
1
Kedua elemen sama pentingnya
Kedua elemen menyeimbang yang sama pada sifatnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari slemen lainnya
Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen di atas elemen lainnya
5
Elemen yang satu lebih essesial atau sangat penting dari elemen lainnya
Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat  menyokong satu elemen di atas elemen lainnya
7
Elemen yang satu jelas lebih  penting dari elemen lainnya
Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktek
9
Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen lainnya
Bukti yang menyokong elemen satu di atas elemen lainnya memiliki tingkat penegasan tertinggi yang sangat menguatkan
2, 4, 6, 8
Nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan
Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan
Kebalikan
Apabila untuk satu elemen mendapatkan angka tertentu jika dibandingkan dengan elemen lainnya, maka elemen lainnya akan memiliki nilai kebalikannya apabila dibandingkan dengan elemen pertama
·           Prinsip konsistensi logis (logical consistency)
Prinsip ini memiliki dua makna, pertama adalah objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi, sdangkan yang kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
AHP dapat digunakan dalam memecahkan berbagai masalah, di antaranya untuk mengalokasikan sumber daya, analisis keputusan manfaat atau biaya, menentukan peringkat beberapa alternatif, melaksanakan perencanaan ke masa depan yang diproyeksikan dan menetapkan prioritas pengembangan suatu unit usaha dan permasalahan kompleks lainnya.
Secara umum, langkah dasar dari AHP dapat diringkas dalam penjelasan berikut ini:
  • Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan dengan memilih alternatif atau penyusunan prioritas dan pengembangan alternatif.
  • Menyusun masalah dalam struktur hirarki yang ditinjau dari sisi yang detail dan terstruktur.
  • Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki sehingga menghasilkan bobot elemen terhadap pencapaian tujuan, sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan yang ditransformasikan dalam bentuk matriks, sehingga matriks ini disebut matriks perbandingan berpasangan.
  • Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapatkan pada tiap tingkat hirarki, ditinjau dari per matriks perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan prioritas yang dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang masih berada dalam batas-batas preferensi yang logis.
  • Melakukan pengujian konsistensi hirarki yang bertujuan untuk menguji kekonsistensian perbandingan antara kriteria yang dilakukan untuk seluruh hirarki.
Hasil perhitungan AHP dalam kegiatan pemeliharaan kapal berbasis manajemen risiko pada Armada Kapal Perusahaan Pelayaran, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2 : Contoh Hasil Perhitungan Hierarki Keterpentingan Item Pekerjaan Pemeliharaan Kapal
No
Item
Lokal
Global
Keterangan
A.
Suku Cadang



1.
Main Propulsion Unit



1.1
PS Main Engine
50,00
10,73

1.2
SB Main Engine
50,00
10,73

1.3
ME turbocharger
100,00
3,95

1.4
ME Intercooler
100,00
1,30

1.5
Gear box
100,00
1,33

1.6
Steering gear
100,00
2,10

1.7
Side Thruster
100,00
0,71

2.
Engine Diesel Generator
100,00
13,63

3.
Separator
100,00
1,77

4.
Air compressor
100,00
1,78

5.
Air Conditioning Unit
100,00
1,54

6.
Refrigerator
100,00
0,45

7.
Steam Boiler
100,00
0,35

8.
Deck Macinerary
100,00
2,32

9.
Spare Part & Tools
100,00
1,79

B.
Deck



1.
Navigation Equipment
 100,00
2,20

2.
Communication Equipment
100,00
0,45

3.
Lifeboat & Equipment
 100,00
0,42

4.
Fire Fighting & Insulation Panel
 100,00
0,55

5.
Perlengkapan Kapal



5.1
Store Supply Nautika
83.56
1,88

5.2
Inventaris P2
16.44
0,37

C .
Floating Repair & Docking
100,00
18,89

E.
Perbaikan kapal
100,00
6,78

F .
Fumigasi
100,00
0,89

G .
Tidak Layak Huni
100,00
0,76

H .
Sertifikat Kapal
100,00
3,12

I .
Adminsitrasi Kapal
100,00
0,58

J .
Pengawakan Kapal
100,00
5,42

K .
Pengoperasian Kapal
100,00
3,21


Jumlah

100,00


No comments:

Post a Comment